Minggu, 10 Juli 2022

Susuk Neng Kafe Mabukkan Lelaki

 


DENGAN aura kecantikan, lima tahun sudah perempuan ini memabukkan banyak lelaki yang mengenalnya di kafe-kafe wilayah Deliserdang, Sumatera Utara. 


"Silahkan masuk. O, tahu (soal) saya dari Abah (Rahman) ya," seorang perempuan berparas enak untuk dilirik menyambut kedatangan wartawan Anda saat tiba di sebuah kafe malam daerah S, Deliserdang. Dia enggan menyebut identitasnya. 


"Panggil saja saya Neng Kafe," tuturnya sambil cekikikan. Dua tahun terakhir, perempuan bertubuh proporsional ini tak lagi berstatus pelayan kafe. Kini dia sang pemilik kafe. 


Tapi perjalanan meraih label itu tak lah gampang. Lebih lima tahun Neng Kafe harus merasakan derita. Ia dihina, disingkirkan, disepelekan. "Ada enam tahun saya bekerja dari satu kafe ke kafe yang lain," jelas Neng Kafe  


Pun hidup terseok, semua derita itu membuat Neng Kafe menjadi sosok

perempuan yang ulet. Dia bahkan terlatih bersaing. Sudah berpengalaman memperjuangkan apa yang diinginkannya, betapa pun sulitnya meraih kesempatan itu. 


Kini, asal menghendaki sesuatu, Neng Kafe akan menempuh segala cara untuk mendapatkannya. Susuk adalah salah satu senjatanya saban menaklukkan lelaki berkantong tebal. Juga untuk soal penglaris usaha. 


Neng Kafe mulai bercerita. Dia melempar ingatan ke tahun-tahun berlalu. 


Di rumah praktik Abah Rahman (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), ya di sanalah segala soal susuk Neng Kafe dimulai. "Mulai 2017," katanya, mengenang kali pertama memasang susuk dengan Abah Rahman. 


Prosesi pemasangan susuk ke wajah dan tubuh Neng Kafe sedikit beda seperti dialami banyak pemasang susuk. Tak hanya melibatkan material berupa jarum emas, pemasangan susuk juga menggunakan wadah dua potong bambu sungsang. 


"Ada seorang temanku yang ikut melihat prosesi pemasangan (susuk) itu. Kalau katanya, dia melihat ada asap yang keluar dari dua bambu itu. Asap itu lalu dimasukkan Abah (Rahman) ke wajah dan badanku. Habis itu, menurut Abah, dua bambu itu dilarungkan ke laut lepas Belawan sana," beber Neng Kafe. 


Nah, sejak prosesi mistik itu, orang-orang di lingkungan pergaulan Neng Kafe mendadak kaget. Itu karena perubahan pesona di wajah perempuan ini.  Aura kecantikannya saban malam tampak kian bersinar. 


Sejak itulah, Neng Kafe mulai menguasai "panggung". Pesona kecantikannya menyebar. Satu per satu lelaki mabuk kepayang dibuatnya. Mereka, lelaki-lelaki berduit itu, mabuk hingga tak lagi menghiraukan berapa uang yang dihamburkan demi mendapat cinta Neng Kafe  


"Hidupku jadi sering dilimpahi rezeki. Dan kalau kupukir-pikir, semua musabab (dari rezeki) itu sulit diterima logika," jelas Neng Kafe. 


Kafe miliknya, contohnya. Menurut Neng Kafe, usaha dengan aset senilai hampir Rp.600 juta itu didapatnya secara tak terduga. Mulanya, bos pemilik pertama kafe itu "tersengal" karena lilitan utang. 


Ia lalu bercerita pada seorang laki langganan di kafenya. Laki tua berkendara Pajero Sport itu tengah dekat dengan Neng Kafe, yang kala itu berstatus pekerja di kafe tersebut. Dan, tak sampai seminggu pasca sang pemilik curhat, status kepemilikan atas bangunan kafe serta inventarisya sudah beralih ke tangan Neng Kafe . 


"Padahal sebelumnya, sepotong kata pun tak ada dia cerita akan membeli kafe itu dan menyerahkannya ke aku. Tak ada sana sekali. Jadi begitulah, sering aku dapat peristiwa macam mimpi seperti itu," beber Neng Kafe lagi. 


Kisah rejeki tak disangka juga terjadi saat perempuan pengusaha kafe ini memiliki mobil atau rumah. Sayang, saat cerita itu coba diungkit, Neng Kafe mendadak mengerem nafsunya berkisah. "Ah, lupakanlah itu, nanti (kalau diceritakan) ada yang tak enak hati," katanya, tak merinci arti ucapannya. 


"Tapi kalau kata Abah," sambung Neng Kafe, "semua itu terjadi tak semata karena susuk, tapi karena aku rajin merawat susuk ini. Memang, setiap aku datang ke Abah untuk merawat (susuk), dari ritual itu Abah kemudian melarungkan dua potong bambu ke laut. Katanya, itu untuk Putri (Hijau)."  


Kini, setelah lima tahun bersusuk hingga banyak lelaki jadi korban dan hidupnya makin kaya, pesona kecantikan Neng Kafe tampak tak memudar. Anda pernah mendengar fenomena semacam ini?  (*)